Selasa, 15 Desember 2015

HIBER UNTAN RAYAKAN ULANG TAHUNNYA YANG KE 7 BERSAMA ANAK-ANAK PANTI ASUHAN



Unit Kegiatan Mahasiswa Peduli Lingkungan Hidup HIjau Bersih Universitas Tanjungpura (UKM PLH HIBER UNTAN) merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh bersama anak yatim piatu. Ini kali pertamanya HIBER UNTAN mengkonsep agenda hari jadinya dengan melibatkan masyarakat, terkhusus anak-anak yatim piatu Jihadul Fitrah Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya. Moment perayaan hari ulang tahun HIBER UNTAN yang di gelar di Panti Asuhan Jihadul Fitrah Sabtu, 12 Desember 2015 beberapa hari yang lalu, disambut hangat oleh pengelola panti asuhan Abah Rosyidin panggilan akrabnya, berserta anak-anak asuhnya. Beliau mengungkapkan rasa terimakasihnya tak terhingga kepada organisasi yang bergerakdibidang peduli lingkungan hidup tersebut, harapan beliau kedatangan HIBER UNTAN membawa ilmu yang bermanfaat bagi anak-anak asuhnya akan pentingnya menjaga lingkungan serta dapat menerapkannya kemudian.
Dalam perayaan HIBER UNTAN yang ke VII ini mengangkat tema “Bersama Kita Berbagi dan Peduli Terhadap Lingkungan Dimulai Sejak Dini”. Ketua Umum HIBER UNTAN, Abdul Raziq mengungkapkan, masih  banyak masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya lingkungan yang sehat, dan sengaja kepedulian akan lingkungan ini diberikan kepada anak-anak khususnya Panti Asuhan Jihadul Fitrah, semoga saja sejak dini mereka diberitahukan bagaimana menjaga lingkungan yang baik sekaligus menerapkannya minimal di lingkungan mereka sendiri, kelak mereka tiba di masa remajamereka menularkan ilmu yang mereka dapat sekaligus menjadi kader-kader peduliakan lingkungan.
Hampir satu harian agenda perayaan ulang tahun HIBER UNTAN dilaksanakan di panti asuhan yang di huni oleh 40 anak dan 6 pengelola tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa/i yang peduli terhadap ligkungan ini, antara lain, memberikan pengetahuan serta menanamkan mind-set kepada anak yatim piatu tersebut, bagaimana lingkungan yang termasuk dalam kategori sehat, serta pengelolaannya kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon, penyerahan donasi, serta acara silaturahmi lainnya. 




Adik-adik panti asuhan ini sangat berantusias sekali, mendengarkan materi ringan tentang lingkungan hidup, ini terbukti dari pada saat materi lingkungan yang interaktif. Setelah materi ringan diberikan mereka di ajak membersihkan lingkungan panti asuhan yang mereka huni, beriringan dengan penanaman pohon. Setelah diajak mengenal lingkungan yang asri, tibalah saat puncak HIBER UNTAN yaitu pemotongan tumpeng sebagai tanda perayaan HIBER UNTAN yang dilakukan oleh Ketua UmumHIBER UNTAN bersama Pengelola panti asuhan Jihadul Fitrah, dan kemudian dilanjutkan dengan memanjatkan doa bersama dengan harapan HIBER UNTAN beserta Panti Asuhan Jihadul Fitrah sama-sama diberikan kemuliaan serta kelancaran dalam mengelola organisasi dan panti asuhan tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah selesai memanjatkan do’a, anak-anak panti asuhan beserta pengelolanya bersama mahasiswa/i menggelar makan bersama.
Perayaan Hari Ulang Tahun HIBER UNTAN yang digelar bersama panti asuhan Jihadul Fitrah berlangsung lancar, Pak Rosyidin mewakili anak-anak asuhnya tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepad HIBER UNTAN yang merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh sembari memberi ilmu bermanfaat yaitu tentang lingkungan hidup. Begitupula HIBER UNTAN yang sangat berterimakasih atas sambutan yang begitu hangat, serta kerjasama dan telah bersedia memfasilitasi mahasiswa/i peduli lingkungan hidup untuk berkegiatan di Panti Asuhan Jihadul Fitrah bersama anak-anak yatim piatu. Semoga saja ilmu yang telah didapat adik-adik panti asuhan Jihadul Fitrah dapat diterapkan minimal dilingkungan mereka sendiri, kelak setelah mereka dewasa tertarik dan berminat menjadi kader-kader remaja yang peduli terhadap ingkungan, ungkap Abdul raziq selaku Ketua Umum UKM HIBER UNTAN.


INFOKOM HIBER UNTAN

Selasa, 08 Oktober 2013

Isu-isu Lingkungan Terpenting Abad 21

              Perubahan cara kita mengelola lahan dan masalah yang ditimbulkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir menjadi dua isu lingkungan terpenting abad 21. Perbaikan dramatis pada cara kita mengelola lahan dan memilih energi menjadi kunci kesuksesan memasok makanan, menghemat air dan mengatasi masalah perubahan iklim pada abad 21.
              Hal ini terungkap dalam Buku Tahunan Program Lingkungan PBB (UNEP’s Year Book) 2012 yang diterbitkan minggu lalu. Menurut UNEP, selama 25 tahun terakhir, sebanyak 24% wilayah daratan dunia sudah mengalami penurunan kualitas dan produktifitas akibat pola pengelolaan tanah yang tidak berkelanjutan.
              Cara bertani dan mengolah lahan konvensional yang eksploitatif memicu erosi tanah 100 kali lipat lebih cepat dibanding cara alam membentuknya. Pada 2030, jika kita tidak mengubah cara kita mengelola lahan, lebih dari 20% habitat di darat seperti hutan, rawa-rawa dan padang rumput di negara berkembang, akan segera berubah menjadi lahan garapan. Hal ini akan menyebabkan kerusakan parah pada keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem penting seperti material, air dan energi yang kita gunakan.
             Dampak cara kita mengelola lahan terhadap perubahan iklim juga sangat besar. Tanah mengandung bahan-bahan organik yang berfungsi sebagai penyimpan karbon dalam jumlah besar. Bahan-bahan organik ini juga berfungsi sebagai pengikat nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan memungkinkan tanah meyerap air hujan.
           Sejak abad ke-19, sekitar 60% karbon yang tersimpan di tanah dan tanaman hilang akibat perubahan penggunaan lahan, seperti untuk lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Tanah di dunia sedalam satu meter, diperkirakan menyimpan 2.200 Gigaton atau 2.200 miliar ton karbon – lebih banyak dibanding jumlah karbon yang tersimpan di atmosfer. Jika cara pengelolaan lahan tradisional berlanjut, karbon-karbon ini akan terlepas ke atmosfer yang akan memerparah pemanasan global yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar fossil.

            Kerusakan pada lahan-lahan gambut saat ini memroduksi lebih  dari 2 Gt emisi karbon dioksida (CO2) per tahun – setara dengan 6% emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh manusia. Dan tingkat kerusakan lahan gambut saat ini 20 kali lipat lebih cepat dibangkit kapasitas lahan gambut untuk menyimpannya.
Buku tahunan yang diluncurkan empat bulan sebelum Pertemuan Rio+20 ini juga membahas tantangan besar untuk menon-aktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sudah berakhir masa pakainya. Dalam sepuluh tahun ke depan, jumlah PLTN diperkirakan akan bertambah 80 unit. Pada saat yang sama, PLTN generasi pertama juga akan berakhir masa pakainya. Terhitung Januari 2012, sebanyak 138 PLTN akan dinon-aktifkan di 19 negara, termasuk 28 di Amerika Serikat, 27 di Inggris, 27 di Jerman, 12 di Perancis, 9 di Jepang dan 5 di Federasi Rusia. Namun dari semua PLTN yang akan dinon-aktifkan tersebut hanya 17 yang sudah berhasil dinon-aktifkan dengan aman.
           Negara-negara maju kini juga tengah meninjau kembali program nuklir mereka sejak terjadinya tragedi tsunami yang merusak PLTN di Fukushima dan wilayah lain di Jepang pada 2011.
Sementara jumlah negara berkembang yang berencana membangun PLTN baru semakin banyak dan PLTN tua yang akan dinon-aktifkan juga terus bertambah.
             Menurut UNEP, biaya untuk menon-aktifkan PLTN tergantung dari tipe, ukuran, kondisi dan lokasi reaktor serta kedekatannya ke fasilitas pembuangan limbah nuklir. Di Amerika Serikat, biaya rata-rata untuk menon-aktifkan PLTN mencapai 10-15% dari modal awal. Sementara di Perancis, dalam kasus reaktor Brennilis, biayanya mencapai 60% dari modal biaya pendirian. Biaya ini diperkirakan akan terus meningkat pada masa datang.
            Menurut Achim Steiner, Direktur Eksekutif UNEP, dua masalah besar di atas – yaitu tata kelola lahan dan penon-aktifan PLTN – akan menentukan masa depan dunia. “Pertanyaannya adalah, apakah dunia nanti mampu memerangi dampak perubahan iklim dan mengatasi limbah berbahaya termasuk limbah nuklir,” ujarnya. Untuk itu dunia perlu memertimbangkan masak-masak cara mereka memilih energi dan mengelola lahan. Semua demi keselamatan dan kesehatan generasi mendatang.

Sejarah Berdirinya UKM PLH HIBER UNTAN

UKM PLH HIBER UNTAN, berdiri pada tanggal 08 Oktober 2009 dan merupakan UKM lingkungan yang pertama berdiri di lingkungan UNTAN. Sejarah singkat mengenai berdirinya Sekretariat Hijau Bersih berawal dari sebuah komunitas, yaitu KOMUNITAS HIJAU-BERSIH yang dirintis oleh Mahasiswa UNTAN dari berbagai Fakultas dan yang di ketuai Benny Thanheri, Dkk.
KOMUNITAS HIJAU-BERSIH adalah kelompok masyarakat yang berupaya untuk melakukan pola hidup ramah lingkungan yang dimulai dari diri sendiri.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi berdirinya komunitas ini adalah :
- Hubungan manusia tidak hanya dengan Sang Pencipta dan sesama manusia tetapi juga hubungan alam sekitarnya (lingkungan).
- Pada dasarnya kita "Manusia" sangat menyukai keindahan termasuk keindahan lingkungan (kebersihan, kesejukan, dll).
- Masalah lingkungan hidup makin meningkat (Climate Change, pemanasan global, pencemaran/polusi, sampah, hilangnya estetika, kerusakan hutan, dll).
- Kesadaran dan pradigma masyarakat masih kurang peduli terhadap upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
- Pola hidup ramah lingkungan masih kurang diterapkan misalnya massih banyak yang membuang sampah sembarangan, tidak melakukan 3R (Reduce. Reuse, Recyle), tidak menjaga media penjaga kebersihan, merusak pohon, vandalisme, dll.
- Upaya sosialisasi dan publikasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup masih perlu ditingkatkan.
- Perlunya dukungan-dukungan perorangan atau kelompok dalam upaya membantu upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup serta motivator-motivator dalam membantu upaya-upaya tersebut.
- Kita "Manusia" sebagai mahluk yang berpikir dan berperasaan artinya kita sangat adil dalam menentukan "Nasib Bumi" kita ini dan perlu diingat bahwa bumi kita hanya 1 (satu-satunya tempat indah yang bisa dihuni).


Jumat, 27 September 2013

Struktur Organisasi Green Mission III

Ketua Umum
Riyo Suseno

Sekretaris
Novi Andaraya

Bendahara
Susi Susanti
Devisi INFOKOM
Adi

Devisi KSKT
Isnendi Maji

Devisi PPM
Jamalludin

Devisi DIKLAT
Niko .S

Kamis, 30 Mei 2013

Pengertian dan Karateristik Kualitas Lingkungan Hidup

Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung optimal bagi ke langsungan hidup manusia pada suatu wilayah. Kualitas lingkungan dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang merasa betah atau kerasan tinggal di tempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar atau primer, meliputi makan, minum, perumahan, sampai kebutuhan rohani atau spiritual meliputi pendidikan, rasa aman, dan sarana ibadah. Kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan berdasarkan karakteristik biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya.

a. Lingkungan Biofisik
Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling memengaruhi satu dengan lainnya. Komponen biotik merupakan makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Adapun komponen abiotik terdiri atas benda-benda mati, seperti tanah, air, udara, dan cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik disebut baik jika interaksi antarkomponen berlangsung dengan seimbang.

b. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Lingkungan sosial ekonomi adalah lingkungan manusia dalam hubungannya dengan sesama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial-ekonomi disebut baik jika kehidupan manusia akan kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kebutuhan hidup lainnya dapat terpenuhi.

c. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya adalah segala kondisi baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan manusia melalui aktivitas dan kreativitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata, dan juga termasuk nonmateri, seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, dan sistem politik. Standar kualitas lingkungan budaya dikatakan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman dan sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengem bangkan sistem budayanya.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk diketahui di dalam memahami kualitas lingkungan adalah daya dukung lingkungan (carrying capacity). Daya dukung lingkungan adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah kumpulan atau populasi jenis makhluk hidup tertentu untuk dapat hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Lingkungan tersebut dapat berupa sebidang lahan, wilayah tertentu, atau ekosistem tertentu. Misalnya, lahan pertanian sawah, perkebunan, hutan, rawa, sungai, danau, pantai, desa, kota, permukiman, dan kawasan industri. Adapun sejumlah individu atau kelompok tertentu dapat berupa tumbuh-tumbuhan, binatang, ataupun manusia. Jika membahas mengenai individu atau kelompok manusia, maka yang dimaksud daya dukung lingkungan di sini adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah individu atau kelompok manusia untuk dapat hidup dengan wajar dalam lingkungan tersebut.

Lingkungan yang ada di sekitar manusia sangatlah beragam, begitu pula dengan daya dukung lingkungannya. Pada lingkungan yang berbeda maka akan memiliki daya dukung yang berbeda pula. Daya dukung lingkungan tidak mutlak, tetapi berkembang sesuai faktor atau sumber daya yang memengaruhinya, antara lain faktor geografi dan sosial-budaya. Adapun yang dimaksud dengan faktor-faktor geografi dan sosial budaya di antaranya sebagai berikut.

a. Faktor geografi, seperti iklim, kesuburan tanah, dan erosi.
b. Faktor sosial-budaya, seperti ilmu, pengetahuan, dan teknologi.

Daya dukung lingkungan sangat berkaitan erat dengan kepadatan (densitas) suatu populasi atau jumlah makhluk hidup yang terdapat dalam suatu lingkungan tertentu. Dengan mengetahui daya dukung atau kemampuan lingkungan dalam mendukung populasi di atasnya, dapat dihitung kemampuan tertinggi (maksimal) lingkungan tersebut. Berapakah yang dapat didukung lingkungan yang bersangkutan agar sejumlah makhluk hidup (populasi) dapat hidup dengan wajar.
Tingkat kepadatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

a. Tingkat kepadatan maksimum (tertinggi).
b. Tingkat kepadatan optimum (cukup/sedang/wajar).
c. Tingkat kepadatan berlebih (kelebihan populasi).

Kepadatan populasi mencapai tingkat berlebih jika kepadatannya melebihi kepadatan yang mampu didukung. Dapat dikatakan juga bahwa lingkungan telah sampai kepada batasnya sehingga pada saat yang bersamaan akan terjadi masalah lingkungan atau ketimpangan ekologi.

Jumlah manusia sampai saat ini terus bertambah dan berkembang. Adapun permukaan bumi yang merupakan ekosistem kehidupan manusia luasnya tetap. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya benturan antara pertumbuhan jumlah manusia dan daya dukung lingkungan, pada akhirnya menimbulkan masalah lingkungan atau ketimpangan ekologi. Manusia dengan kemampuan ilmu, pengetahuan, dan teknologi dapat meningkatkan daya dukung lingkungan. Melalui penerapan teknologi dalam bidang pertanian, peternakan, dan permukiman, manusia dapat mengembang kan serta meningkatkan daya dukung lingkungan sehingga mampu memakmurkan kehidupan penduduk. Sebagai contoh, dengan diterapkannya program intensifikasi pertanian oleh pemerintah, maka satu hektar sawah yang sebelumnya hanya mampu menghasilkan satu ton gabah padi dapat menjadi dua atau tiga ton gabah padi.

Akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia pun dapat menurunkan daya dukung lingkungan bahkan dalam waktu singkat sampai kepada batas kemampuannya. Sumber daya lingkungan yang seharusnya berperan menopang kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya tidak lagi mampu mendukung kelangsungan kehidupannya. Maka yang terjadi adalah sebuah bencana baik alam maupun kemanusiaan. Dalam ekologi, manusia dikenal sebagai makhluk paling dominan (man ecological dominant). Artinya, manusia sangat mampu memanfaatkan ling kungan bagi kesejahteraan hidupnya. Oleh karena kemampuan akalnya, saat ini manusia sangat berperan dalam menentukan alam dibandingkan makhluk lainnya. Alam atau lingkungan hidup akan lestari, serasi, atau hancur, semata-mata tergantung pada kemauan manusia itu sendiri.

Source : materi/sma/geografi/pengertian-dan-karateristik-kualitas-lingkungan-hidup/
 

Rabu, 20 Maret 2013

Kualitas Air Gambut Kalbar

         Selama ini air bersih menjadi permasalahan menahun di Pontianak juga beberapa daerah yang memiliki lahan gambut lain seperti Kalimantan Tengah dan Papua terutama Kalimantan Barat sendiri.
        Air gambut yang berwarna coklat seperti air teh tersebut biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah gambut untuk mandi sampai konsumsi minum. Padahal dari sisi kesehatan kurang baik. Bisa menyebabkan gigi dan tulang keropos dan mengganggu pencernaan.
      Air gambut termasuk dalam kategori marginal atau air baku yang tidak layak konsumsi. “Air gambut sangat spesifik. Dia berwarna, itu alami bukan sedimen, sehingga tidak mengendap, pHnya pun rendah,” air gambut memiliki tingkat keasaman (pH) yang sangat rendah yakni 2 sampai 4, sehingga sangat asam. Padahal air normal memiliki pH 7. Selain itu air gambut juga memilki kandungan material organik yang sangat tinggi. “Karena asam, dia mengandung banyak logam. Air seperti ini sangat tidak layak untuk digunakan,”.
 
 

Sampah Daur Ulang Menghasilkan Money

          Lihat gambar 1.1, Keadaan sampah-sampah plastik yang dibuang sangat memberi kesan yang buruk terhadap kualitas air sungai dan berdampak besar untuk lingkungan. Kita selalu ingat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup, yaitu : faktor alam dan faktor manusia.
             Pada bagian ini sedikit saya singgung bagaimana cara memanfaatkan sampah-sampah plastik, sebab mengapa sampah plastik itu harus dimanfaatkan; jika dibuang ke sungai dapat menyebabkan tersumbatnya atau menumpuknya sampah tersebut pada bagian hilir atau muara sungai serta bangunan pintu air yang lama-lama menumpuk yang akan menyebabkan banjir. Nah maka dari itu kita harus punya ide bagaimana cara mengolah sampah itu.
        Caranya banyak sekali, sampah-sampah tadi bisa menjadi produk daur ulang yang menghasilkan omset atau pemasukan yang besar, contoh : lihatlah gambar 1.2 dan 1.3 berikut.
Gambar : 1.2 Sandal dari plastik
Gambar : 1.3 Tas dari plastik daur ulang












Nah, sudah lihatkan hasil produk daur ulang sampah plastik, lumayan lho buat tambah pemasukan sehari-hari. Nah, dari pada sampahnya kita buang ke sungai menimbulkan banjir, lebih baik kita kumpulkan sobat hiber "Ayo Ramah Lingkungan"