Air merupakan senyawa yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan mahkluk hidup. Tumbuhan, hewan, manusia pasti membutuhkan
air dalam proses metabolismenya. Bahkan dalam tubuh manusia hampir 55-78%
terdiri dari air, bila tubuh kekurangan cairan maka akan terjadi dehidrasi,
sehingga tubuh membutuhkan 1 hingga 7 liter air per hari tergantung pada suhu,
kelembaban dan aktivitas yang dilakukan.
Mengacu pada tema Hari Air Sedunia tahun 2012.
(World Water Day 2012) yaitu “Water and Food Security” atau “Air dan
Ketahanan Pangan” yang diperingati hari ini, maka air juga merupakan
salah satu faktor mendasar dalam memproduksi pangan, sehingga dengan peringatan
ini diharapkan penduduk bumi untuk lebih arif dalam menggunakan air demi menjamin
ketahanan pangan dunia.
Air yang dibutuhkan manusia tentunya air bersih,
yaitu air yang bermutu baik dan yang bisa dimanfaatkan manusia untuk
dikonsumsi atau untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti MCK. Dan
syarat untuk dapat diminum air harus memenuhi kriteria, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau.
Kenyataan yang ada saat ini, untuk sebagian besar
orang di kota, yang tergolong mampu, lebih memilih membeli air kemasan produksi
pabrik yang menurut iklannya berasal dari mata air pegunungan karena dianggap
lebih bersih dan lebih layak untuk di konsumsi, alasan lainnya tentu lebih
praktis karena tidak perlu memasak air. Selain itu, kondisi ini juga disebabkan
tidak ada lagi sumur atau mata air bersih di perkotaan, juga seringkali kita
diperhadapkan pada kondisi air yang PAM yang tidak layak untuk dikonsumsi,
kadang berwarna coklat dan berbau logam.
Bagaimana dengan orang yang tidak mampu membeli
air kemasan pabrik untuk dikonsumsi setiap hari? Saat ini menjamur Depo
Pengisian Air Minum isi ulang. Biaya pengisian air biasanya Rp. 3500-4000
per galon. Depo Pengisian Air minum isi ulang ini merupakan bisnis yang sedang
menjamur hingga ke perkampungan. Masyarakat perkampungan lebih memilih
mengkonsumsi air ini dari pada memasak sendiri, alasannya karena dapat lebih
mengirit bahan bakar, baik minyak maupun elpiji dan juga lebih praktis.
Padahal bila kita telaah, air yang dihasilkan
oleh depo pengisian air minum isi ulang ini belum dapat diuji kelayakannya
untuk dikonsumsi langsung sebagai air minum. Seperti yang dikhawatirkan oleh
BPOM, banyak pengusaha depo air minum isi ulang cenderung memilih harga
peralatan yang murah tanpa peduli Kualitas dan Standarisasi kelayakan air
minum.
Karena susahnya mendapatkan air bersih untuk
keperluan memasak, saya pun terpaksa harus membeli air dari depo isi ulang ini
untuk keperluan memasak.
Air untuk keperluan MCK.
Untuk warga perumahan kota tentunya lebih banyak menggunakan air PAM atau air tanah yang ditarik melalu Jet Pump untuk memenuhi keperluan tersebut. Tetapi, untuk masyarakat dipinggiran, terutama yang tinggal di sepanjang aliran sungai, saya masih sering melihat mereka melakukan kegiatan MCK tersebut di sepanjang aliran air tersebut. Mandi, mencuci baju, bahkan mencuci piring pun dilakukan disana, padahal bila dilihat kondisi air sudah berwarna coklat.
Sebuah pemandangan yang cukup membuat kita
berpikir untuk lebih bijak menggunakan air. Bayangkan saja, bila sebagian
orang golongan mampu yang tinggal di perumahan elite menggunakan air bersih
untuk mencuci mobilnya, sedangkan sebagian orang lagi yang hidup di pinggiran
sungai menggunakan air yang sangat tidak layak untuk kegiatan MCK sehari-hari.
Akhirnya, marilah kita bijak menggunakan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar